The One I Love.. (Part XV)
27
Apr
Beberapa hari kemudian..
Keluarga dari Seohyun mengadakan acara berkabung atas
meninggalnya Seohyun. Mereka berkumpul di gereja, lalu rencananya akan pergi ke
tempat dimana mobil Seohyun ditemukan. Disitu banyak orang berkumpul kerabat
serta sahabat Seohyun, mereka semua terlihat sangat kehilangan yeoja cantik
itu. Foto Seohyun ukuran besar terpampang di figura dengan pita hitam. Wajah cantiknya
dan senyumannya tergambar jelas di foto itu, wajah dan senyuman yang cantik
yang akan mereka semua rindukan..
“Kau.. masih berani datang kesini?” kata Yuri sinis pada
Yoona yang baru saja datang bersama Jonghyun.
“Chagi..” Siwon hendak menenangkan yeojanya itu.
“Biarkan aku bicara, oppa..” katanya sengit.
Yoona hanya tertegun melihat sikap Yuri padanya, kemudian
menunduk, sementara Jonghyun tidak mengerti keadaan, ia bingung mengapa Yuri
bersikap begitu pada yeojachingunya.
“Yuri-ssi, mian, ada apa ini sebenarnya?” tanya Jonghyun
dengan polosnya.
“Kau? Ada hubungan apa kau dengan gadis ini?” sengit Yuri.
“Dia adalah kekasihku. Kau sebenarnya kenapa?”
Yoona hanya menunduk.
“Kalian berpacaran? Kusarankan kau tinggalkan saja dia, dia
adalah wanita yang membuat adikku meninggal!” kata Yuri.
“Maaf Yuri-ssi, tapi apa maksudmu? Dan tolong jangan bicara
seperti itu padanya..” Jonghyun mencoba menahan kekesalannya pada Yuri.
“Kau mau tahu? Dia menggoda Kyuhyun hingga adikku dicampakan
oleh hyungmu itu!” Seringai Yuri. Jonghyun tersentak. Sementara Yoona hanya
terus mencoba menahan air matanya namun ia tak bisa. Jonghyun hanya bisa
tertegun menatap Yoona yang sudah mulai menangis.
“Chagi, ayolah jangan diperpanjang.. Mianhae Yoona-ssi,
Jonghyun-ssi..” Siwon menarik tangan Yuri.
“Aniyo oppa! Aku tidak akan pergi..” Yuri menghempaskan
tangan Siwon. Siwon tersentak melihat istrinya itu.
“Yuri-ssi, hentikan semua ini..” Kyuhyun tiba tiba datang
dan menghampiri mereka. Semua menatapnya.
“Yuri-ssi, jangan salahkan Yoona atas semua ini, ini semua
salahku. Yoona sama sekali tidak menggodaku, jadi tolong jangan salahkan dia..”
jelas Kyuhyun. Ia kemudian menatap Yoona dengan nanar, lalu menatap Jonghyun.
Dongsaengnya itu menatap Kyuhyun tak percaya.
“Mianhae Jonghyun-ah, aku tidak bermaksud merusak suasana
kalian..” lanjut Kyuhyun. “… dan kau, maaf telah menyeretmu masuk ke dalam
masalah pribadiku..” kata Kyuhyun pada Yoona. Senyum pahit terkembang di
bibirnya. Jonghyun terdiam beberapa saat, ia mencerna setiap kata demi kata
yang baru saja didengarnya tadi. Sampai akhirnya ia kembalai menengadah dan
bilang..
“Kajja chagi, lebih baik kita tinggalkan tempat ini..”
Jonghyun menarik tangan Yoona dan membawanya pergi. Yoona yang menangis hanya
bisa menuruti langkah Jonghyun.
-O-
Jonghyun’s POV
Yoona dan Kyu hyung pernah berpacaran? Astaga apa lagi ini?
Batinku tak karuan setelah kejadian acara belasungkawa tadi.
Kini aku dan Yoona duduk di bangku taman yang sepi. Aku tahu
Yoona pasti sangat terpukul dengan kejadian tadi. Kasihan sekali kekasihku ini,
ya walaupun sejujurnya aku juga terkejut setengah mati dan banyak sekali
pertanyaan yang muncul di benakku seputar dia dan Kyuhyun hyung, namun aku
harus mengesampingkan perasaanku dulu, aku yakin dia lebih terluka daripada
aku. Sejak tadi dia hanya diam, kupandangi wajahnya yang menyiratkan kesedihan,
walaupun ia selalu bilang baik baik saja, namun aku tahu ia pasti berbohong.
Kutarik tubuhnya ke pelukanku.
“Chagi, jangan dengarkan apa kata mereka.. Sudahlah..” kataku.
Yoona hanya diam. Sepertinya ia benar benar terluka. Kubelai rambutnya lembut,
aku berusaha menenangkan yeoja yang paling kucintai ini. Melihatnya seperti ini
aku sangat prihatin.
“Oppa, mengapa kau begitu baik padaku?” tiba tiba kata
katanya membuatku tertegun.
“Tentu saja aku baik padamu, aku adalah kekasihmu..” kataku
tersenyum pahit.
“Bahkan kau menerimaku walau kau tahu aku menggoda Kyuhyun
dan membuat Seohyun bunuh diri?” Ia menarik diri dari pelukanku dan mulai
menatapku.
“Tentu. Sudahlah itu hanya masa lalu, yang terpenting adalah
dirimu sekarang..” kusunggingkan senyumku padanya.
“Benarkah? Oppa menerimaku?”
“Ne, itu adalah pertanyaan konyol sayang.. “ kataku. Kuacak
rambutnya pelan, Yoona menatapku lalu tersenyum. Senyum itu, bahkan aku tak
bisa marah padanya, dia terlalu indah bagiku.
“Gomawo oppa..” ia menatapku dengan mata indahnya.
“Jangan tinggalkan aku..” kutarik ia ke dalam dekapanku.
Sungguh aku takut dan tidak ingin kehilangan yeoja ini..
-O-
Tiga bulan kemudian..
Yoona’s POV
“Pagi chagiya..”
Kulihat Jonghyun oppa tersenyum manis saat kubuka kedua
mataku pagi ini. Aku cukup kaget, mengingat dia sudah berada di sebelahku,
padahal seingatku kami tidak tidur bersama. Pagi pagi sudah diberi pemandangan
indah begini, rasanya aku ingin hidup sepuluh ribu tahun asalkan setiap pagi
seperti ini. Oke, kembali ke kehidupanku..
“Pagi oppa..” kubalas dengan senyum termanisku.
“Bagaimana tidurmu? Apa nyenyak?” tanyanya sambil mencolek
hidungku dengan telunjuknya.
“Tentu, tidurku sangat nyenyak tadi malam..”
“Baguslah, nah sekarang ayo cepat bangun..” Jonghyun oppa
menarik selimut yang kupakai dan menarikku bangun.
“Eh? Ada apa ini?”
-O-
Jonghyun’s POV
Aku sudah mengendarai mobilku bersama dengan Yoona. Ini baru
jam delapan pagi! Ya, aku memang berencana mengajak yeojaku ini bersantai
sejenak. Kulirik lagi wajah cantiknya yang tengah sibuk memandangi pemandangan
keluar kaca jendela. Aku hanya bisa tersenyum tanpa berkata apapun, wajahnya
terlalu sempurna sehingga aku kehilangan kata kataku. Lidahku rasanya kelu tiap
kali menatapnya, dan setiap kali menatapnya aku menjadi sadar dia sangat
cantik. Sejujurnya aku tidak terlalu suka mengendarai kendaraan jika
bersamanya, karena jujur entah mengapa walau berulang ulang aku tak pernah bosan
menatapnya dan saat kutatap lagi, aku merasa dia lebih cantik dan lebih lebih
lagi. Itu mengganggu konsentrasiku. Ah baiklah, hentikan khayalanmu Lee
Jonghyun, aku harus tetap fokus pada jalanan.
“Oppa..” Yoona memanggilku. Dia menatapku membuatku jadi
sedikit GR (?).
“Ne..” aku melirik dan tersenyum padanya.
“Aku lapar..” ucapnya dengan polos. Ya Tuhan kukira dia akan
membicarakan apa, ternyata dia lapar. Aku tersenyum kecil dibuatnya.
“Waeyo oppa? Apa itu lucu?”
“Ani, baiklah kita cari makanan dulu, baru meneruskan
perjalanan, ne?”
“Ne..” Yoona terlihat bersemangat seperti anak TK yang
dibelikan mainan baru. Yeah, aku tahu dia itu walau badannya ramping namun
makannya banyak. Yeoja ini benar benar membuatku jatuh hati..
Akhirnya setelah beberapa saat kucari tempat yang sekiranya
enak dan kuparkirkan mobilku di sebuah cafeteria di pulau Jeju ini. Aku dan
Yoona turun dari mobil, ia mengamit tanganku. Aku sangat menikmati saat saat
bersamanya seperti ini. Kuacak rambutnya pelan, ia memandangku dan tersenyum
padaku, kucium puncak kepalanya. Biar saja orang melihatnya, aku juga ingin
menunjukkan pada seluruh dunia aku adalah namja dari wanita seindah Yoona.
Di dalam café cukup ramai namun tidak terlalu bising, alunan
musik membuai siapa saja yang berada di dalamnya. Begitu kami masuk orang orang
berbisik-bisik. Wajar saja, aku sudah debut dengan teman temanku, meski belum
bisa menandingi band seperti CN Blue, namun kami cukup populer saat ini, dan
tentu saja banyak orang yang mengenaliku sebagai gitaris dari band Burning. Aku
adalah seorang musisi juga produser. Yoona terlihat sedikit tidak nyaman, tapi
aku bersikap seolah semuanya biasa. Akhirnya kami pun duduk setelah memilih
tempat yang paling nyaman.
“Oppa, kau yakin ini tidak apa apa?” tanya Yoona dengan
mimik khawatirnya, setengah berbisik. Aku tersenyum simpul.
“Tentu saja, memang kenapa? Artis juga manusia, butuh
pacaran bukan?”
Tiba tiba datang dua orang anak remaja putri menghampiri
meja kami.
“Jonghyun oppa gitaris burning ya?” kata seorang anak dari
mereka. Bisa kutebak mereka adalah fansku.
Ah memang wajahku yang tampan membuat siapa saja menyukaiku
bukan? Kekeke.
“Ne..” aku menjawab sambil melontarkan senyumku yang cool.
Aku harus ramah pada penggemar bukan?
Mereka lalu berbisik bisik.
“Bolehkah kami meminta tanda tangan dan berfoto denganmu?”
“Tentu saja..”
Aku pun melakukan fan service. Membagi tanda tangan dan juga
berfoto bersama penggemar. Sebagai artis pendatang baru tentu saja harus
membangun image yang baik di mata penggemar. Benar kan? Fufufu~
“Baiklah oppa, terimakasih ya..” kata mereka.
“Ya, sama sama, tetap dengarkan lagu kami ya..” kataku.
“Ne..” angguk mereka dengan kompak. Para fan girl itu pun
pergi. Aku tersenyum menatap kepergian mereka. Begini ternyata rasanya punya
penggemar, menyenangkan sekali, hanya memberi tanda tangan dan foto saja
sepertinya sudah menyenangkan orang lain. Aku ingin terus menjadi artis.
“Ehm.. sudah selesai?” suara Yoona membuyarkan pikiranku.
“Eh? Ne chagi? Tentu saja, sudah..” kataku. Sepertinya Yoona
terlihat tidak terlalu senang dengan hal tadi. Raut mukanya berubah. Ya memang
tadi aku sedikit lupa bahwa aku sedang bersama Yoona.
“Kalau begitu ayo pesan makanannya..” Yoona masih dengan
mimik mukanya yang membuatku tidak enak dan membuka buku menu yang dari tadi
tergeletak rapi di meja.
“Wae chagi? Apa kau keberatan?” tanyaku hati hati.
“Apa maksudmu?” kata Yoona tanpa melihatku. Ia menutupi
wajahnya dengan buku menu.
Aissh dia pasti marah..
“Mianhae chagi..” kataku.
“Eh?” Yoona lalu menyingkirkan buku menu yang menutupi
wajahnya lalu menatapku seperti orang yang tertegun.
“Mianhaeyo..” kataku mengulang perkataanku.
“Maaf untuk apa? Aku sama sekali tidak keberatan dengan fan
servicemu tadi, itu sudah seharusnya..” katanya.
“Jinjayo?” tanyaku tak percaya.
“Tentu saja, sejujurnya..” Yoona tak meneruskan
perkataannya. Membuatku penasaran.
“Sejujurnya apa?”
“Ah tidak, sudahlah jangan dipikirkan..” katanya berusaha
menghindar sambil menunjukkan senyum kakunya. Namun aku sudah terlanjur
penasaran. #jonghyunkepo #plakk
“Jelaskan padaku, aku mohon, jika ada sesuatu yang membuatmu
tak nyaman, tolong katakan saja..” pintaku.
“Sebenarnya.. sebenarnya aku sangat lapar jadi aku agak tak
sabar, kau berfoto dengan fansmu sementara aku kelaparan, itu saja..” Yoona
menjelaskan dengan polosnya.
Demi Tuhan kata katanya membuatku cengo! Jadi ternyata hanya
itu? Karena itu? Ya Tuhan, entah aku yang berpikir terlalu jauh atau apa,
sungguh Yoona tak bisa ditebak..
“Oppa, kau baik baik
saja?” Yoona melambai lambaikan tangannya di depan wajahku. Aku masih terdiam
sebentar lalu..
“Ahahahaha..” tawaku pecah. Sungguh aku tidak bisa menahan
tawa akibat yeojaku yang polos ini. Dia masih heran dan sepertinya bertanya
tanya mengapa aku tertawa.
“Oppa, waeyo? Aishh..” katanya heran, sambil menyunggingkan
senyum tak mengertinya.
“Ani, aku hanya menertawakan diriku sendiri, kupikir kau
marah karena aku melakukan fan service tapi ternyata kau hanya lapar, aku
berpikir terlalu jauh hahaha..” jelasku.
“Haha memangnya itu lucu ya? Haha..” Yoona ikut tertawa
kecil.
“Hahaha.. Ya sudah, sekarang apa kau sudah memutuskan ingin
makan apa? Cepat pesan sana, katanya kau lapar haha..”
“Ne, aku ingin pesan beberapa porsi ikan laut dan kepiting,
ah aku mau yang ini, yang ini, dan yang ini..” Yoona menunjuk nunjuk gambar
yang ada di buku menu itu, persis seperti anak kecil yang sedang memilih es
krim yang diinginkannya. Ngomong-ngomong yeojaku ini makannya banyak juga, aku
kadang kagum melihat nafsu makannya.
“Baiklah kita pesan semua ya..” kataku menatapnya dan
mengelus rambutnya pelan. Yoona menoleh dan lagi lagi tersenyum. Memesan
makanan banyak? Tak masalah. Apapun akan kuberikan asal aku masih bisa melihat
senyum indahnya ini.
“Pelayan..” panggilku.
Seorang pelayan wanita menghampiri meja kami. Ia lalu
menuliskan pesanan kami dan pergi. Tak lama kemudian makanan pun datang.
Author’s POV
Jonghyun dan Yoona tampak asik mengobrol setelah melahap
makanan yang membuat perut mereka penuh seketika. Di sebuah sudut cafeteria di
pulau Jeju, mereka seakan melupakan orang lain atau wartawan yang mungkin saja
menangkap basah dengan kamera dan menjadikannya pemberitaan. Namun di sudut
lain cafeteria itu, seorang gadis terlihat mengamati mereka dari jauh. Seo Joo
Hyun, pegawai cafeteria yang baru saja bekerja disana selama beberapa bulan.
Seohyun, yeoja kekasih Kyuhyun, yang katanya meninggal dunia, yang katanya
bunuh diri itu, masih hidup dan bahkan bekerja. Andai kedua sejoli itu tahu
Seohyun ada disitu, mungkin mereka tak akan setenang itu, mungkin yang akan
mereka lakukan adalah membujuk Seohyun pulang atau mungkin mati terkejut karena
melihat kehadirannya.
Jantung Seohyun berdebar kencang. Kenangan akan masa lalu
itu terlintas lagi di benaknya, Yoona, wanita itu, wanita yang membuat hatinya
hancur berantakan, membuat kehidupannya yang sempurna menjadi terpuruk.
Kenangan pahit itu, terasa sangat menyesakkan di dada Seohyun.
Sekarang dia bersama pria lain, bukan Kyuhyun? Semudah
itukah hati Yoona berpaling pada lelaki lain? Siapa lagi yang akan kau sakiti
Im Yoona? Aku? Kyuhyun? Jonghyun? Selanjutnya? Namun aku tak bisa berkata apa
apa, aku hanya bisa bilang, kau beruntung, Yoona.. batin Seohyun.
Seohyun terduduk memegangi kepalanya yang terasa berat. Air
matanya menetes tak dapat dibendungnya. Menangis, hanya itulah yang bisa ia
lakukan tiap kali ia mengingat masa lalunya..
“Seo-ya, kau baik baik saja?” tiba tiba suara namja yang
terlihat cemas pada Seohyun itu terdengar. Ya, namja yang selalu menjaga
Seohyun selama ini, namja yang selalu mengkhawatirkan keadannya, namja yang
selalu mengerti bahkan tanpa Seohyun ucapkan apapun soal perasaannya, dia, Lee
Donghae..
Donghae lalu jongkok menghampiri Seohyun yang terduduk di
lantai. Ia menatapnya dengan prihatin. Semenjak Seohyun tinggal di Jeju
bersamanya, Seohyun jarang bicara padanya. Ia lebih terlihat murung, dan sering
Donghae menemukan Seohyun menangis sendirian. Wanita ini, sungguh membuat
Donghae merasa mati kutu, ia tak bisa melakukan apapun untuk menolongnya, sebenarnya
bisa saja ia menghubungi keluarga Seohyun di Seoul dan mengatakan apa yang
terjadi, namun ia tahu Seohyun justru tak ingin ia melakukannya, dan jika ia
nekat, Seohyun tentu akan lebih menderita. Sudah cukup ia menderita seperti
ini, manalah tega Donghae membuat hidup Seohyun semakin tersiksa. Jadi yang
bisa ia lakukan hanyalah menuruti keinginan Seohyun membiarkannya tinggal di
Jeju dan menjaganya..
Ia tahu kedatangan Yoona dan Jonghyun, sebenarnya ia dari
tadi mencari Seohyun dan berniat membawa Seohyun pergi agar ia tak melihat
kedatangan dua orang yang diduganya akan sukses membuat Seohyun sedih. Namun
sepertinya Donghae terlambat..
Seohyun menatap donghae, ia tak mengatakan sepatah kata pun.
Namun Donghae tahu, wanita yang ada dihadapannya ini sangat terluka. Dari
matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam, namun gadis itu belum mau
mencurahkannya. Donghae menatap Seohyun dengan penuh prihatin. Diusapnya air
mata di pipi Seohyun dengan kedua tangannya.
Ya Tuhan, bunuh saja aku jika aku harus menyaksikannya yang
seperti ini, aku tidak kuat.. batin Donghae. Ia menatap gadis itu lekat lekat.
“Arrayo Seohyun-ah.. Gwaenchana..” Donghae menarik Seohyun
kedalam pelukan di dada bidangnya yang nyaman.
“Tenanglah Seo, selama masih ada aku, kau akan baik baik
saja, aku akan menjagamu, aku janji..” tanpa sadar Donghae mengecup puncak
kepala Seohyun. Sementara gadis itu masih belum bisa menghentikan tangisannya.
-O-
Yoona’s POV
“Chagi..” Jonghyun oppa tiba tiba memelukku dari belakang
saat aku melihat indahnya matahari terbenam dari balik jendela kamar hotelku
yang besar. Mengagetkanku.
“Oppa..” aku hanya bisa tersipu dan menikmati pelukannya
yang membuatku nyaman. Wajahku otomatis memerah.
“Saranghae..” bisiknya lembut di telingaku, membuatku dapat
merasakan aroma tubuhnya dari parfum yang khas dan merasakan nafasnya di
telingaku. Degup jantungku kacau dibuatnya. Jonghyun oppa lalu membalikkan
badanku, ia menatapku dalam. Aku hanya bisa tertegun melihatnya.
“Don’t leave me chagiya..”
bisiknya.
Ia lalu mulai mendekatkan wajahnya padaku dan mencium
bibirku dengan lembut. Aku tidak bisa apa apa, jika sudah begini, aku hanya
bisa pasrah membalas ciumannya. Ciuman yang manis dan penuh cinta namun tidak
menuntut. Bisa kurasakan rasa sayangnya yang begitu besar padaku, semakin lama,
ciuman ini terasa semakin manis, semakin membuatku tak ingin melepaskannya,
sesuai dengan perkataan Jonghyun oppa tadi, aku sama sekali tidak ingin
meninggalkannya..
Saranghaeyo Lee Jonghyun…
TBC
-O-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar