Tag Archives: kyuhyun
The One I Love.. (Part XVI)
13
May
Donghae’s POV
Seohyun terlelap dalam pelukanku. Kupandang lagi wajahnya,
kuusap sedikit sisa air mata yang ada di pelupuk matanya. Akhirnya ia tertidur
juga.
Meski sekarang ia belum mau terbuka padaku, tapi memandang
dua mata indahnya saja setiap hari bagiku sudah cukup, tanpa harus memaksa ia
mengungkapkannya dengan kata kata, matanya selalu bicara. Sayang sekali, yang
kulihat hanyalah kegetiran, kesedihan dan kegundahan. Ingin sekali rasanya menatap
matanya yang berbinar seperti dulu, aku rindu tawanya, senyumnya yang bahkan
membuatku nyaman hanya dengan melihatnya saja.
Aku jatuh cinta pada malaikat ini sejak pertama kali aku
melihatnya. Dia adalah wanita tercantik yang pernah kutemui. Wanita yang sangat
anggun dan elegan. Bahkan memikirkannya saja sudah membuatku melayang hingga ke
planet pluto rasanya. Sayang, bidadariku tak tahu bagaimana caranya bahagia.
Melihatnya seperti ini hatiku rasanya seperti disayat. Cho Kyuhyun, kau tega
sekali. Ingin rasanya aku menghabisi namja yang membuat bidadariku terluka itu,
namun apa daya, aku tak bisa melakukannya, karena Seohyun, mencintainya..
“Andai bukan Cho Kyuhyun, andai itu aku, Lee Donghae,
mungkin kau takkan terluka Seohyun-ah… “ tanpa sadar aku bergumam dan mengecup
puncak kepalanya.
“Hmm..” Seohyun nampak sedikit terusik dari tidurnya.
Astaga apa dia mendengarnya?
Namun sesaat kemudian ia terlihat kembali lelap dalam
tidurnya. Fiuhh selamat!
“Baiklah, waktunya tidur dengan nyaman Seohyun-ah..”
Kugendong Seohyun masuk ke kamarnya. Kubaringkan dengan hati
hati agar ia tak terbangun. Seohyun nampak pulas. Tanpa sadar tanganku bergerak
menuju pipinya, namun cepat cepat kuhentikan tangan nakalku ini.
“Good night Seohyun-ah..” bisikku sambil mematikan lampu dan
keluar dari kamarnya.
-o-
Kyuhyun’s POV
Kuhela nafasku panjang. Kupijit pelipisku yang berdenyut
hebat setelah semalaman lembur dan tak pulang ke rumah. Sudah beberapa bulan
aku begini, menenggelamkan diriku dalam pekerjaan. Bahkan aku jarang pulang ke
rumah demi pekerjaanku. Masa bodoh, totalitasku dalam pekerjaan sekarang
menjadi prioritas.
Tak sengaja kulihat foto yang masih terpampang manis di
figura. Foto yang membuatku seakan ingin menangis tiap kali melihatnya, miris..
itu adalah fotoku dengan Seohyun.
Harusnya aku sekarang sudah menikah dan mugkin berulan madu
dengan Seohyun, gadis yang kucintai selama ini, mungkin..
Deg.. Deg.. Deg..
Degup jantungku tiba tiba kacau. Kupegangi dadaku.
“Im Yoon Ah..” gumamku pelan.
Dadaku rasanya sesak, sakit, lebih sakit dari apapun. Tanpa
kusadari bulir air mata jatuh dari pelupuk mataku. Air bening ini, mungkinkah
berbohong? Bukankah ukuran ketulusan seseorang adalah air mata? Seohyun atau
Yoona? Perasaanku? Ataukah Kibum hyung?
Terlambat..
Aku kehilangan kedua duanya..
-O-
Beberapa hari kemudian..
Auhor’s POV
“Kibum hyung..” panggil Kyuhyun.
“Kyu..” Kibum hanya tersenyum lalu duduk di sebelah Kyuhyun
dan mengusap kepala adiknya itu.
“Hyung..” mata Kyuhyun berkaca-kaca melihat sosok kakaknya
itu.
“Aku senang sekali hyung, akhirnya aku bisa menemuimu, kau
tampan hyung, bahkan lebih tampan dari foto yang Yoona perlihatkan padaku..”
kata Kyuhyun berkaca-kaca.
“Benarkah? Mungkin pertama kali kau mengetahui wajahku yang
dewasa adalah saat Yoona memperlihatkan fotoku padamu..” Kibum menghela nafas.
“Ne..” Kyuhyun mengangguk pelan.
“Sudah kama sekali sebenarnya aku ingin bercengkrama
denganmu seperti ini, sayang takdir tak pernah berpihak padaku.. Bahkan aku
mati sebelum bisa bericara denganmu seperti ini..” Kibum tersenyum pahit.
“Tapi tak apa, toh akhirnya kita bisa bertemu bukan? Kau
tahu, dulu aku adalah stalker sejatimu..” lanjut Kibum.
“Mwo? Hyung stalkerku? Maksudnya?” mata Kyuhyun membulat.
“Hm..” Kibum mengangguk.
“Kau tahu, aku bahkan tahu setiap nilai ulangan yang kau
peroleh di sekolah, yeoja yang kau sukai, dan semuanya..” lanjut Kibum.
“MWO?? Serius hyung?” Kyuhyun makin heran.
“Cinta pertamamu adalah Victoria kan, noona-noona sunbae
waktu kau SMP dulu..” ejek Kibum.
“MWO?!! Hyung.. Darimana kau tahu? Aku bahkan tak
mengungkapkan perasaanku pada Vic noona..” mata Kyuhyun bagai mau copot dari
tempatnya.
“Hahaha sudahlah, sudah kubilang aku adalah stalker
sejatimu, bahkan aku memahami perasaanmu. Prestasimu bagus Kyu, aku bangga..”
Kibum menepuk pundak Kyuhyun.
“Terimakasih hyung. Tapi mengapa kau tak pernah datang
padaku? Mengapa kau hanya jadi stalkerku? Mengapa hyung?”
“Ani, aku hanya merasa tidak pantas disebut sebagai
kakakmu..”
“Aissh mengapa kau bicara begitu?”
“Aniya Kyu, aku memang tak pantas jadi kakakmu, kau adalah
seorang Cho Kyuhyun, anak namja kebanggaan keluarga Cho, penerus perusahaan
Cho, siswa teladan yang punya otak cemerlang dengan IQ diatas rata rata, kau
pikir seorang Kim Kibum yang biasa ini pantas menjadi kakakmu? Aku hanya
pegawai paruh waktu di sebuah perusahaan percetakan kecil di Seoul, daripada
aku mempermalukan adikku sendiri, lebih baik aku tak mendekatimu..”
“Hyung apa yang kau katakan? Kau adalah anak keluarga Cho,
sama seperti diriku, aku bukan apa apa hyung, kau bahkan mengganti margamu
menjadi Kim, kau meninggalkanku bersama ayah dan ibu tiri, kukira dulu kita
akan selalu bersama, kau jahat hyung!”
“Aku ingin mencari kalian, tapi apa daya dulu aku hanyalah
seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa, setelah dewasa selama ini aku
mencarimu dan ibu, aku akhirnya berhasil menemukanmu, namun setelah kau
mengorbankan dirimu hanya demi menyelamatkanku, kau pikir aku berharap
pertemuan yang seperti ini? Kau pikir begitu? Ini sungguh bukan pertemuan yang
kuinginkan sama sekali hyung!!” Kyuhyun sengit. Matanya kembali berkaca-kaca.
“Kyu..” Kibum kehilangan kata katanya.
“Sekarang apa? Kudengar ibu juga sudah meninggal beberapa
tahun lalu, kau jahat hyung, mengapa kau tak memberi tahuku, aku kan anaknya
juga hyung.. Apakah kau sudah tak menganggapku saudara kandungmu hyung?” Air
mata Kyuhyun menetes.
“Bukan begitu Kyu, aku hanya bingung, aku takut kau..”
“Sudahlah hyung..” Kyuhyun mengusap air matanya sendiri.
“Dan yang paling aku tak mengerti darimu adalah mengapa kau
mengorbankan dirimu demi aku? Demi adikmu yang bahkan tak mengenalimu, yang
baru tahu wajahmu kini saat orang lain memberitahukannya padaku? Mengapa
hyung?”
“Lebih dari itu.. Mengapa kau juga memberikan separuh dari
hidupmu, Im Yoona padaku..” Lagi lagi butiran air mata menetes dari mata
Kyuhyun.
Kibum menghela nafas, “Jawabannya adalah karena aku
menyayangimu.. Dan kau tahu mengapa aku memberikan jantungku untukmu? Karena
aku percaya kau akan menolongku..” Kibum menatap langit yang luas itu.
Sementara Kyuhyun hanya terpaku menatap Kibum tanpa bisa mengatakan apapun.
Hanya air matanya yang mengalir yang bicara.
“Kau yang lebih pantas hidup. Kau tahu Kyu, saat aku divonis
menderita leukimia, aku khawatir tentang Yoona. Tapi begitu aku mendengarmu
sakit jantung dan butuh donor jantung, aku jadi memahami bagaimana seharusnya
caraku untuk menjaganya. Dengan jantungku di tubuhmu, kita berdua akan menyatu,
dan menjaga Yoona. Namun sepertinya aku terlalu egois ya. Kau punya Seohyun..”
“Tapi kau boleh percaya padaku, Yoona adalah gadis luar
biasa, aku ingin melihatnya bersamamu, menurutku dia adalah gadis yang tepat
untukmu, gadis yang selalu mencintai dengan tulus. Apa kau tak merasakannya
Kyu?”
“Kumohon Kyu, dapatkanlah dia kembali, aku sungguh ingin
melihat kalian bersama..” Kibum berdiri kemudian berlutut di hadapan Kyuhyun.
“Hyung..” Kyuhyun hanya bisa membatu, ia kehilangan
kata-kata melihat kakaknya berlutut didepannya.
“Kumohon Kyu..”
“H-hyung apa yang kau lakukan? Bangunlah..”
“Maafkan aku Kyu, maafkan aku yang egois memanfaatkan
kelemahanmu untuk mencapai maksudku melindungi Yoona, tapi kumohon bantu aku
Kyu..”
“Hyung berdirilah..”
“Kumohon Kyu, kau juga mencintainya kan? Kumohon cintai,
jaga dan sayangi dia sepenuh hatimu, Kyu..”
“Hyung ayolah jangan begini..”
“Tidak Kyu, aku tak akan berdiri sebelum kau berjanji padaku
kau tak akan pernah melepaskan Yoona seumur hidupmu, maaf Kyu aku memaksamu,
aku bukanlah hyung yang baik, jika kita bertemu di kehidupan selanjutnya, aku
janji aku akan membalas budi, kumohon..”
“Sadarilah Kyu, kau mencintai Yoona bukan karena kau memakai
jantungku, tapi karena kau benar mencintainya…”
“Hyung!!”
-O-
“Hyung!!!” teriak Kyuhyun.
“Oppa, kau baik baik saja?” Sulli terlihat cemas melihat oppanya
yang baru siuman itu.
“Argghhh kepalaku..” Kyuhyun memegangi kepalanya yang terasa
berdenyut dengan hebat.
“Oppa, jangan terlalu banyak bergerak dulu..” Sulli lalu
membantu Kyuhyun membaringkan tubuhnya lagi.
“Dimana aku?”
“Kau di rumah sakit, oppa.. Sudah tiga hari kau pingsan,
kata dokter kau kelelahan dan kurang tidur, kau sih terlalu fokus pada
pekerjaanmu, kudengar bahkan kau jarang pulang ke apartemen, apalagi rumah..”
cibir Sulli.
“Ingat oppa, walau bagaimanapun kondisimu masih rentan pasca
operasi jantung itu, kau harus tetap menjaga kesehatanmu, jangan sembarangan,
susah ya punya kakak sepertimu..” omel Sulli.
“Aigoo masih mau mengoceh kau Cho Sulli? Bicaramu sudah
seperti nenek nenek saja..” ejek Kyuhyun. Ia kemudian mendudukan dirinya di
ranjang.
“Ya~! Disaat seperti ini kau masih saja sempat sempatnya
bercanda! Aishh..” Sulli menggembungkan pipinya.
“Hahaha iya iya. Sepertinya yeodongsaengku khawatir sekali
padaku, aigoo imutnya..” Kyuhyun mencubit hidung Sulli.
“Aissh..”
“Sini sini oppa peluk, kau pasti rindu padaku..” Kyuhyun
melebarkan kedua tangannya mengisyaratkan agar Sulli memeluknya.
“Tidak mau..” Sulli mengerucutkan bibirnya.
“Hey, benar kau tak mau dipeluk oleh oppamu yang paling
tampan seantero Korea ini? Nanti kau menyesal..”
“Omonaa oppa apa kepalamu terbentur sesuatu? Aisshh..” ledek
Sulli.
Kyuhyun lalu tiba tiba menarik tubuh Sulli ke pelukannya.
“Ya~! Apa apaan kau?” gerutu Sulli.
“Saranghaeyo nae yeodongsaeng, oppa akan menjagamu..”
Kyuhyun mengusap sayang rambut adiknya itu lalu mengecup
dahinya. Sementara Sulli yang bingung ada apa dengan oppanya itu hanya bisa
tersenyum memandangi Kyuhyun. Baru kali ini oppa tirinya itu bersikap sehangat
ini padanya.
Tuhan, terimakasih aku masih diperbolehkan untuk hidup..Mulai
sekarang aku tidak akan menyia nyiakan waktuku walau hanya sedetik..
-O-
Beberapa hari kemudian..
Donghae’s POV
“Seohyun-ah!” Panggilku saat ia berjalan hendak memasuki
cafeku. Gadis itu hanya membalasku dengan senyuman.
Dengan cepat aku menghampirinya. “Seohyun-ah, hari ini tidak
usah kerja ya..”
“Eh? Wae?”
“Hari ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.. Kajja!”
Kutarik lengan Seohyun tanpa menunggu jawaban darinya.
“Eh tapi..”
“Sudah ikut saja, ini perintah!” kataku sambil terus
membawanya, akhirnya ia pun pasrah saja mengikuti langkahku. Mungkin aku egois,
menggunakan wewenangku sebagai bos untuk membawanya pergi seperti ini. Tapi
biar saja, toh aku bukan mengajaknya melakukan yang tidak tidak.
Kubawa ia ke suatu tempat, memang agak jauh dari lokasi cafe
kami, namun kurasa tak masalah jika kesana berjalan kaki. Akhirnya setelah
berjalan beberapa lama, kami sampai..
“Eotte?” kataku sesaat setelah kami sampai disana.
Seohyun nampak terkagum melihat sekeiling. Tempat itu adalah
sebuah air terjun dengan taman bunga di sekitarnya. Sebenarnya ini adalah
tempat rahasiaku, tempat ini belum ramai dikunjungi wisatawan. Sangat indah!
Air terjun yang menjulang tinggi menciptakan gemercik air, ditambah beraneka
ragam bunga warna warni di sekitarnya membuat siapa saja yang menatapnya
terpukau. Kicauan burung dan udara segar dari alam yang masih asri itu,
ditambah dengan sinar matahari membuat air terjun itu tampak berkilauan membuai
siapa saja yang ada disana.
“Kajja..” aku genggam tangan Seohyun dan membawanya ke
sebuah tempat di tepi sungai yang indah itu rumah pohon. Sudah kubilang ini
adalah tempat rahasiaku, aku kesini saat aku bosan atau saat sedang ingin
sendirian tanpa diganggu siapapun bahkan Hyukjae. Kubangun rumah pohon yang
nyaman untuk aku menghabiskan waktu sendirian.
Kubantu Seohyun menaiki rumah pohonku, akhirnya kami sampai.
“Kau suka?” tanyaku.
“Ne..” Seohyun mengangguk dan tersenyum, matanya yang indah
kembali berbinar. Akhirnya kulihat lagi sinar matanya yang seperti ini setelah
sekian lama ia bersedih. Aku pun membalas senyuman manisnya, ya Tuhan wanita
ini membuatku seakan melayang hanya dengan melihat senyumnya saja.
“Nah tunggu sebentar, kau duduk disini..” kataku.
“Hae-ssi mau kemana?” tanya Seohyun.
“Tunggu saja..” teriakku saat aku berhasil menuruni tangga
dari rumah pohonku. Seohyun tak menjawab, ia hanya menengok dari jendela bolong
rumah pohon yang kubuat.
Beberapa lama kemudian aku kembali dengan makanan
ditanganku. Sebenarnya aku lupa mengambilnya tadi, pabo hae!
“Seo-ya, cepat turun, ayo kita makan!” kataku dengan riang
saat aku berhasil memanjat rumah pohonku lagi.
“Ah hae-ssi kau lama sekali. Mwo? Makan?”
“Ne, ini sudah siang, kau pasti lapar. Ayo..” ajakku.
Aku pun membantu Seohyun turun dari rumah pohon dan kami
berjalan menuju tempat yang sudah kusiapkan, aku menggelar tikar dan membawa
keranjang makanan.
“Wah jadi kau sudah menyiapkan ini semua?” kata Seohyun.
Aku mengangguk. “Ne, duduklah..” kataku sambil menyuruhnya
duduk di tikar yang kusiapkan.
Kami pun lalu menyantap makanan yang kusiapkan sebelumnya
sambil menikmati indahnya alam disana. Sepertinya Seohyun benar benar menyukai
tempat ini.
“Kau menyukai tempat ini?” tanyaku pada Seohyun setelah kami
selesai makan.
“Ya, aku menyukainya..” katanya tersenyum padaku. “Gomawo Hae-ssi.”
“Cheonmaneyo..” kataku ikut tersenyum. “Bunga bunga disini
bagus, kau tak ingin memetiknya? Lihatlah pemandangan sekitar sini, sangat
indah..” kataku.
“Ne, aku ingin tapi aku takut tersesat..” jawab Seohyun.
“Hahaha tentu aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian
dan tersesat. Ayo..” Kuraih tangan Seohyun yang masih duduk itu lalu membawanya
berdiri dan berjalan ke taman bunga bunga dekat situ.
Bunga disana berwarna warni, cantik sekali. Seohyun melihat
lihat dengan antusias. Ya setidaknya ini adalah sedikit hiburan untuknya.
“Apa kubilang, cantik bukan?” kataku pada Seohyun yang asik
memetik beberapa bunga.
“Iya kau benar.” Katanya dengan raut wajah gembiranya. Aku
kemudian berjalan ke salah satu sisi dari kumpulan bunga bunga itu, kupetik
beberapa tangkai bunga warna warni, lalu kemudian aku kembali menghampiri
Seohyun. Kuberikan hasil petikanku tadi padanya.
“Wah cantik sekali, ini untukku?”
“Ne..” senyumku. Seohyun lalu membalas senyumku.
“Kau lihat, bunga bunga disini liar bukan? Namun
keindahannya tidak kalah dengan bunga bunga mahal yang ada di toko, begitu juga
denganmu, meski kau tidak terlalu dilihat seperti bunga liar ini, kau tak akan
kalah cantik dan indah dengan bunga bunga yang lain..” kataku. Seohyun berhenti
sejenak dari memetik bunga, ia lalu menatapku.
“Kau mengerti maksudku bukan, nona cantik? Bunga saja bisa,
kenapa kau tidak?” lanjutku. Seohyun masih menatapku.
“Untuk itu, raihlah kebahagiaanmu sendiri, seperti bunga
bunga liar ini, meski tak terjamah, tak ada yang merawat, mereka tetap tumbuh,
bertahan, dan indah. Dirimu.. harus bisa seperti itu.. Maaf jika aku lancang..”
Kutaruh kedua tanganku di pundaknya. Kutatap matanya dalam dalam, ia pun menatapku.
Beberapa saat kami bertatapan.
“Ne..” akhirnya kata itu terucap dari bibirnya yang indah,
sebuah kata yang kusangka keluar dari mulutnya. Ia sekarang malah tersenyum
padaku, sungguh bukan reaksi yang biasanya. Aku sungguh terpesona melihat
senyumnya yang tulus itu.
“Kau…” tanpa sadar kedua tanganku kuletakkan di kedua pipi
Seohyun.
“Kau sangat cantik..” kataku sambil terus memandangi
wajahnya yang tersenyum tanpa ingin melewatkan pemandangan yang sangat indah
dihadapanku ini. Bahkan indahnya bunga bunga di sekitar kami rasanya kalah
cantik begitu aku melihat senyumnya.
Kuambil setangkai bunga berwarna merah dari gendongannya,
lalu kusematkan di telinganya.
“Cantik.. tetaplah seperti ini, bunga liarku..” gumamku.
Seohyun lagi lagi hanya bisa tersenyum, namun kali ini matanya berkaca-kaca.
Pasti bahagia, kuharap matanya berkaca kaca karena bahagia..
“Ayo, kita kembali ke tempat tadi..” kataku sambil
menggandeng tangannya.
“Ne, kajja..” katanya.
Beberapa saat kemudian kami sampai ke tikar yang tadi dan
Seohyun membawa setumpukan bunga hasil dipetiknya tadi.
“Apa kau lelah? Hoaaamm rasanya aku ingin berbaring
sebentar..” kubaringkan badanku di tikar yang lumayan lebar itu.
“Kau tidur saja, aku tidak apa apa..” kata Seohyun.
“Benarkah? Tapi nanti bangunkan aku ya, karena kita harus
pergi sebelum hari mulai gelap..” kataku.
“Ne..” jawabnya.
Beberapa jam kemudian..
Kubuka mataku perlahan, kugeliatkan badanku. Ah enak sekali
rasanya setelah tidur tadi. Namun begitu kulihat sekeliling, aku tak menemukan
Seohyun. Kemana dia? Buru buru aku bangun dan bergegas mencarinya.
“Seohyun-ah?” panggilku saat aku menghampiri rumah pohon dan
naik masuk mencarinya ke berbagai sudut ruangan. Namun Seohyun tidak ada. Aku
panik bukan main, hingga terjadi apa apa padanya, aku tak akan memaafkan diriku
sendiri.
“Seohyun-ah? Seohyun-ah?” Panggilku, namun tak ada jawaban.
Hingga aku tiba di pinggir sungai..
“Seohyun-ah..” kulihat Seohyun sedang asik mencemplungkan
kakinya ke sungai dengan bunga di tangannya. Sepertinya ia sedang membuat
sesuatu dengan bunga bunga itu.
“Hae-ssi..” Gadis itu tersenyum padaku. Fiuuhh hampir saja
aku mati jantungan karena ia hilang. Syukurlah dia ada dan baik baik saja.
Aku pun lalu tersenyum dam menghampirinya.
“Seohyun-ah, kau sedang apa? Aku mencarimu kemana-mana..”
kataku.
“Ani, dari tadi aku disini.. Ini, aku membuat ini..” kata
Seohyun sambil memperlihatkan pekerjaannya. Ternyata ia membuat untaian dari
bunga bunga, cantik sekali. Ia lalu mengambil sesuatu.
“Ini.. untukmu..” kata Seohyun sambil menaruh sesuatu di
kepalaku.
“Eh? Apa ini?” kataku sambil memegangi benda yang baru saja
ia taruh di kepalaku.
“Itu mahkota..” katanya.
“Mwo? Mahkota?”
“Ne.. anggap saja kau adalah pangeran dari negeri dongeng..
hahaha” katanya tertawa kecil.
“Ah ne, dan kau putrinya bukan?” godaku.
“Ne.. Putri bunga liar..” senyumnya.
“Ah ini milikku sudah jadi..” Kata Seohyun.
“Sini biar kupasangkan..” kataku meraih mahkota yang terbuat
dari untaian bunga itu dari tangannya lalu memasangkannya di kepalanya.
“Cantik..” kataku tersenyum padanya.
“Gomawo. Bunga liar ini kelak akan lebih cantik daripada
bunga di toko sana..” katanya tersenyum.
“Ne, itu lebih baik. Ngomong-ngomong kenapa kau menyebutku
pangeran dari negeri dongeng?”
“Karena kau membuatku merasa seperti disulap bagaikan cerita
cerita dalam dongeng, ah mungkin kau lebih pantas jadi ibu peri, namun karena
kulihat kau sepertinya tak cocok jadi ibu peri, jadi aku putuskan memberimu
julukan pangeran negeri dongeng saja..”
“Hahaha memangnya kenapa aku tak cocok jadi ibu peri, hey
aku terlalu tampan bukan?” godaku.
“Tidak..” kata Seohyun sambil memercikan sedikit air dari
sungai padaku.
“Aigoo, ya! Awas kau ya hahaha..” Kubalas memercikan air.
Kami berdua lalu tertawa-tawa dan saling membalas perang
air.
Tess.. Tes..
Tiba-tiba kurasakan air yang lain membasahi tanganku.
“Mwo? Hujan?” kataku sambil menatap langit.
“Ayo cepat kita berteduh..”
Kami pun buru buru melarikan diri ke rumah pohon.
Hujan turun dengan lumayan deras.
Ada apa ini, tadi cuaca cerah cerah saja, sekarang malah
hujan, ah sungguh tidak tepat.. Gerutuku
dalam hati. Setelah kira kira satu jam pun hujan berhenti, dan anehnya panas
lagi..
“Wah lihat hujannya sudah berhenti..” kata Seohyun.
“Ah ne, syukurlah..” kataku.
“Kurasa hari sudah lumayan sore, ayo kita pulang..” ajak
Seohyun.
“Baiklah ayo..”
Kami berdua pun turun dari rumah pohon. Namun rasanya aku
belum mau pulang, hey kata orang bukankah habis hujan akan ada pelangi? Aku
punya ide!
“Seo-ya, ayo kita ke tempat bunga-bunga tadi..”
Aku pun membawa Seohyun ke tempat bunga bunga tadi yang
terletak diatas bukit itu. Dan akhirnya..
“Lihatlah..”
Pelangi yang indah muncul di langit dengan jelas, pancaran
warnanya yang cantik terlihat dengan jelas di atas bukit. Indah sekali. Kami
berdua terkagum kagum menatapnya.
“Wah cantik sekali..” kata Seohyun.
Ditambah sekeliling kami adalah bunga bunga yang cantik dan
rumput yang basah sisa hujan tadi menyebabkan aroma yang khas. Sempurna
sekali.. Kami berdua menikmati pemandangan yang luar biasa cantik itu.
“Donghae-ya..” tiba-tiba Seohyun memanggilku, ia menatapku
dalam.
Apa katanya tadi? Donghae-ya? Apakah aku tak salah dengar?
Dia tak lagi memanggilku secara formal! Astaga ini sebuah kemajuan!
“Ne?” jawabku.
“Terima kasih.. Pangeran negeri dongeng..” Seohyun
mengucapkan terimakasihnya dengan tulus.
“Sama-sama bunga liar..” Aku pun tersenyum memandanginya.
Tak lama setelah itu kami pun turun bukit dan pulang.
Teruslah mekar, bunga liarku…
-O-
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar